SELAMAT DATANG DI BLOG RESMI PONDOK PESANTREN BARKATUL HUDA

POST KIRI-KANAN

Rabu, 09 September 2015

Terjemah Jam'ul Jawami I


Puji dan syukur hanyalah milik Allah karena karunianya yang begitu besar kepada kita. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada pemimpin kita baginda Muhammad SAW beserta keluarganya.

Kitab ini merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan para pelajar yang hendak memahami Jam'ul Jawami. Kitab ini adalah penjelasan yang menguak materi-materi dari matan Jam'ul Jawami, juga menjelaskan maksud yang terkandung didalamnya, dan menetralkan berbagai permasalahan yang ada didalamnya, serta mengkonkritkan berbagai argumen-argumennya, dengan cara yang mudah bagi para pemula, dan cukup bagus bagi para pemikir. Mudah-mudahan lewat kitab ini, Allah memberikan kemanfaatan untuk kita semua. Amin.

(redaksi matan)
 بسم الله الرحمن الرحيم. نحمدك اللهم على نعم يؤذن الحمد بازديادها. ونصلي على نبيك محمد هادى الأمة لرشادها. وعلى آله وصحبه ماقامت الطروس والسطور لعيون الألفاظ مقام بياضها وسوادها. ونضرع اليك في منع الموانع عن إكمال جمع الجوامع الآتى من فن الأصول بالقواعد القواطع. البالغ من الإحاطة بالأصلين مبلغ ذوى الجد والتشمير. الوارد من زهاء مائة مصنف منهلا يروى ويمير. المحيط بزبدة ما في شرحي على المختصر والمنهاج مع مزيد كثير
"Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Saya memuji kepada-Mu ya Allah atas segala ni'mat yang dengan memuji memberitahu akan bertambahnya nimat tersebut. Dan saya juga bersholawat kepada nabi-Mu Muhammad SAW. sebagai petunjuk ummat karena Beliau telah menunjukkan jalan kepada seluruh ummat. Juga tak lupa kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya. Sholawat dan salam saya tetap tercurah selagi masih ada putihnya lembaran qur'an dan hitamnya tulisan yang memaknainya. Saya merendahkan diri dan memohon kepada-Mu ya Allah ! semoga Engkau menghilangkan hal-hal yang menghalangiku dalam menyempurnakan kitab Jam'ul Jawami ini. Kitab ini nanti akan menerangkan Fan Ushul dengan qaidah-qaidah yang qot'i, yang nantinya akan mengantarkan dua Ushul (Ushuluddin dan Ushul Fiqih) menuju pangkat ijtihad dan kesiapan hukum, juga isi kitab ini mencakup kurang lebih 100 karangan kitab didalamnya. Ini cukup memuaskan layaknya seperti sumber mata air yang bisa membuat kenyang dikala lapar, segar dikala dahaga. Kitab ini juga mencakup inti dari dua syarah kitab Mukhtasor dan kitab Minhaj bahkan banyak tambahan-tambahan didalamnya".

(redaksi syarah)
Mushonnif berkata : (بسم الله الرحمن الرحيم نحمدك اللهم). 
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan penyayang, saya memuji kepada Mu ya Allah !

Maksudnya "saya mensifati kepada-Mu dengan seluruh sifat yang ada ada pada-Mu ya Allah". Karena memang arti sebuah pujian seperti yang dikatakan Imam Zamakhsyari dalam kitabnya Al-Faiq, adalah mensifati dengan keindahan. Seluruh sifat Allah itu indah, nah memuji dengan seluruh keindahan sifatnya itu lebih nyata dalam mengagungkan nama-Nya seperti yang dimaksudkan mushonnif. Tujuan mushonnif itu sendiri bukan untuk hanya sekedar memberitahu bahwa mushonnif akan memuji Allah, tapi beliau benar-benar sedang memuji kepada Allah.

Begitu juga dengan ucapan mushonnif nanti pembahasan kedepan, kata نصلى  dan نضرع , itu pun maksudnya bukan memberi tahu akan bersholawat, tapi beliau benar-benar sedang bersholawat. 

Dalam kata-kata pujiannya, mushonnif menggunakan huruf "nun" yang memiliki makna keagungan. Ini dimaksudkan untuk menjelaskan sesuatu yang lazim dari keagungan itu sendiri, yaitu rasa nikmat ketika Allah mengagungkan beliau karena telah menjadikannya Ahli Ilmu. Kenikmatan tersebut sengaja mushonnif ceritakan karena mengingat akan firman Allah dalam Q.S Ad-Dluha ayat 11 :
وأما بنعمة ربك قحدث
Artinya : "Dan terhadap nikmat dari Tuhanmu kamu harus menceritakannya"

Mushonnif juga memakai kata ganti "Mu" dalam pujiannya (saya memuji kepada-Mu ya Allah), tidak berkata secara langsung kepada nama Allah "saya memuji kepada Allah" padahal itu yang lebih singkat. Ini karena memang menurutnya lebih akrab dan memiliki kenikmatan tersendiri apabila kita seakan-akan berbicara dan memanggil Allah.

Dalam kata-kata pujiannya pula, mushonnif berpindah redaksi dari kata الحمد لله menjadi kata تحمدك اللهم . Padahal kata الحمد لله lah yang lebih masyhur untuk memuji Allah. Kata itu lebih masyhur karena memang tujuannya adalah memuji Allah bahwa Dia adalah pemilik semua pujian yang datang dari makhluknya, bukan memberitahu bahwa nanti akan memuji, yang mana memang asal tujuan khobar itu adalah memberi tahu. Alasan mushonnif pindah redaksi adalah karena tujuan mushonnif adalah memuji Allah dengan seluruh sifat-Nya, sedangkan kata الحمد لله hanya memuji dengan satu sifat yaitu pemilik semua pujian. Memuji dengan seluruh sifat-sifat-Nya yang indah itu lebih nyata dalam memuji Allah. Kalau memang seandainya ada yang memaknai kata نحمد "memuji dengan sebagian sifat-Nya, itu pun masih lebih umum dari الحمد لله . Maka dari itu mushonnif menggunakan kata نحمد karena itulah yang lebih kena kedalam hati.

redaksi على نعم 
"Atas segala nikmat"

Materi kata نعم adalah shegat jama' dari mufrodnya lafad نعمة yang berarti "memberi nikmat". Kaidah nakiroh dari materi tersebut karena pertanda banyak dan besar. Artinya mushonnif memuji kepada Allah karena Allah telah memberikan nikmat yang begitu banyak dan besar yaitu memotifasinya dalam penyusunan kitab jam'ul jawami juga memberikan kemampuan untuk menyusunnya. Sedangkan materi على itu menjadi silah dari materi محمد .
Mushonnif itu, memuji Allah karena atas dasar nikmat yang diberikan kepadanya, bukan memuji Allah secara umum. Karena memuji atas dasar pemberian itu hukumnya wajib, sedangkan memuji secara umum itu hukumnya sunat. 

redaksi   يؤذن الحمد عليها بازديادها
"Pujian itu seakan memberitahu bertambahnya nikmat"

Maksudnya sebuah pujian menandakan akan bertambahnya nikmat. Karena memang disini nikmat bisa menyusun sebuah karangan membutuhkan ide dan kemampuan. Hal ini adalah dua kenikmatan yang Allah berikan yang mengharuskan adanya pujian kepada-Nya. Nah berarti sebuah pujian itu menandakan tambahnya kenikmatan yang mengharuskan untuk memuji. Begitulah seterusnya. Karena demikian, setiap kenikmatan tidak akan pernah berujung sampai adanya pujian. Ini sesuai dengan firman Allah :
 وان تعدوا تعمة الله لاتحصوها  
Artinya : "Dan apabila kamu (hendak) menghitung ni'mat Allah, maka kamu tidak akan bisa menghitungnya"

redaksi  ونصلى على نبيك محمد
"Saya bersholawat kepada Nabi-Mu Muhammad SAW".

Maksudnya mushonnif membaca sholawat kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Sholawat adalah mendo'akan Muhammad dengan rahmat. Do'anya adalah "Semoga Allah memberikan rahmat kepada Baginda Muhammad". Do'a seperti ini diperintahkan oleh Allah, sesuai dengan redaksi hadis :
أمرنا الله أن نصلى عليك فكيف نصلى عليك قال قولوا اللهم صل على محمد
"Allah memerintahkan supaya kita bersholawat kepada engkau, lalu bagaimana cara kita bersholawat kepada mu ? Nabi menjawab : katakanlah : Ya Allah berikan rahmat untuk Muhammad" 

Yang dinamakan Nabi adalah seorang manusia yang diberikan wahyu dari Allah berupa kitab pedoman ajaran syara' walaupun ia tidak diperintahkan untuk menyampaikannya. Apabila ia diperintahkan untuk menyampaikannya maka namanya adalah rosul. 
Atau juga nabi adalah orang yang diperintah untuk menyampaikan ajaran sayara' walaupun ia tidak diberi kitab pedomannya. Apabila ia diberi kitab, maka namanya adalah rosul. Ini dalah dua pendapat.Menurut dua pendapat ini, Nabi maknanya lebih umum dari pada rosul. Ada pendapat ketiga yang mengatakan bahwa Nabi dan Rosul pengertiannya sama saja yaitu seorang manusia yang diberi wahyu walapun tidak diperintahkan untuk menyampaikannya.
Mushonnif bersholawat dengan menggunakan kata "Nabi" karena memang kata itu sering digunakan dalam sholawat.

1 komentar:

Bagi yang ingin berkomentar silahkan disini