Lima tahun sekali Pondok Pesantren Barkatul Huda Manonjaya
Tasikmalaya mengadakan kegiatan latihan militer yang diberi nama “IHBAR”
(Isti’dad Harokah Barkatul Huda). Makna yang terkandung dalam namanya adalah Isti’dad
berarti persiapan, harokah berarti pergerakan. Jadi IHBAR adalah satu kegiatan
yang melatih Fisik dan Mental para santri Barkatul Huda dalam memberikan
pergerakan untuk memperjuangkan syi’ar agama Islam.
Kegiatannya berlangsung selama tiga hari dua malam. Hari
pertama dimulai dengan keberangkatan menuju lokasi perkemahan, yang disana para
santri belajar untuk hidup mandiri dengan rumah tenda seadanya. Di lokasi, para
santri di gembleng fisik dan mentalnya dengan pelatihan baris berbaris di
tengah lapangan, tak peduli hujan ataupun panas mereka siap siaga berbaris
dengan rapih dan tahan dengan halangan cuaca. Selanjutnya saat waktu sholat
tiba, tentu keilmuan fiqihnya dilatih. Dengan keadaan tertentu, santri harus
bisa mengkondisikan wudlu, sholat dan lain sebagainya menurut ilmu yang telah
mereka terima selama di pesantren.
Saat malam tiba, barulah tiba pelatihan mental. Suasana gelap
dengan siraman rohani langsung dari dewan kiyai, memberikan kesan tersendiri
bagi kesemangatan jiwa mereka. Pengetesan kecepatan dan kecepatan dilatih
ketika suasana kacau berlarian. Dalam keadaan mata yang tak bisa melihat karena
gelap, mereka harus mendengarkan satu komando peluit dengan kode-kode yang
sebelumnya telah diajarkan. Latihan ini adalah melatih kepekaan terhadap
komando sang pemimpin dalam situasi apapun.
Hari kedua, kegiatan dilanjutkan dengan haiking realy,
petualangan yang diikuti dengan tanda jejak panah yang sebelumnya telah dibuat
panitia. Tuntutannya adalah harus mengikuti kemana arah panah menunjuk dan
dalam pos-pos tertentu diberikan tugas kependidikan, kewiraan, kekompakan dan
lain-lain.
Jelang malam kedua, para santri dilatih mengendalikan rasa
takut kepada makhluk selain Allah. Satu-persatu ditutup mata kemudian disimpan
ditempat yang biasanya orang takuti, dan ditinggalkan sendirian. Setelah
beberapa lama penutup mata dibuka dan ia harus pulang ke lokasi perkemahan
sendirian, tanpa lampu, tanpa obor tanpa teman. Ia harus memberanikan diri
mengalahkan rasa takutnya untuk bisa pulang ke lokasi tenda.
Kegiatan diakhiri dengan upacara istihlal istirdlo sebagai
permintaan maaf dari para panitia. Dan dilantik menjadi santri yang bermental
baja, karena telah melewati pelatihan yang benar-benar melatih fisik dan
mental.
Dengan adanya latihan itu, para santri menjadi orang yang
memiliki mental kuat untuk mengagungkan syi’ar agama Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagi yang ingin berkomentar silahkan disini